Dalam masyarakat secara umum, topi adalah penutup kepala yang berfungsi untuk melindungi kepala dari cuaca dingin dan panas. Lalu melalui sejarah kita belajar tentang fakta bahwa topi memiliki makna religius dan sebagai penanda status sosial dalam masyarakat.
Bagaimana perjalanan item fashion ini sampai memiliki makna yang lebih dari sekedar penutup kepala? Bagaimana juga sejarahnya hingga menjadi bagian dari industri fashion hingga saat ini? Berikut artikel lengkapnya untuk menambah pengetahuan kita tentang topi dan perkembangannya.
Asal-muasal topi, sudah ada sejak 3000 tahun Sebelum Masehi
Banyak penemuan sejarah yang memperkirakan beberapa artefak tertentu mungkin adalah sebuah penutup kepala dari puluhan ribu tahun yang lalu. Walaupun sebenarnya tidak banyak catatan resmi tentang penutup kepala sampai 3000 tahun Sebelum Masehi.
Sebuah penemuan yang paling fenomenal adalah penutup kepala yang dikenakan oleh seorang pria yang hidup di zaman perunggu (sekitar 8000 tahun lalu). Pria ini mengenakan topi dari kulit beruang dengan tali di dagu, ia ditemukan membeku di sebuah gunung antara daerah Austria dan Italia.
Penemuan lain tentang topi adalah dalam sebuah lukisan makam di Mesir yang diberi keterangan tanggal 3200 Sebelum Masehi. Dalam lukisan itu terdapat sebuah topi jerami berbentuk kerucut, yang ternyata adalah penutup kepala yang dipakai sehari-hari pada jaman Mesir kuno.
Penduduk pria kelas atas di Mesir masa itu selalu mencukur habis rambutnya, agar mereka tidak kepanasan, mereka mengenakan topi sebagai pelindung kepala. Penduduk Mesopotamia kuno juga menggunakan model penutup kepala yang berbentuk kerucut ini.
Baca juga artikel kami tentang : Cara mengukur baju
Jenis topi sebelum dan sesudah jaman kuno
Jenis topi sebelum jaman kuno
Jaman kuno yang dimaksud disini adalah jaman sebelum Masehi. Sebuah penutup kepala yang berbentuk batok kepala sederhana diberi nama Pileus. Pileus ini dipakai oleh budak yang telah bebas dari penjajahan di wilayah Yunani dan Roma.
Topi jaman kuno lainnya adalah Greek Petasos yaitu penutup kepala yang memiliki tepian (brim) untuk melindungi dari sinar matahari. Topi ini dikenakan oleh penduduk pria pada masa Yunani kuno, ketika itu wanita hanya menggunakan cadar dan kerudung untuk menutup kepala.
Sebuah penemuan artefak lain dari jaman yang lebih baru sekitar tahun 400 SM, mengungkapkan bahwa peneliti menemukan manusia yang memakai penutup kepala berbentuk runcing. Penutup kepala ini terbuat dari kulit domba dan wol di sebuah rawa di Denmark.
Jenis topi dan fungsi pada masa setelah Masehi
Bahan felt mulai muncul pada tahun 800 M, ditemuan oleh St. Clement yang dipercaya sebagai pelindung para pembuat topi. Felt adalah kain yang terbuat dari serat wol melalui proses pemanasan dan penguapan. Ia menemukan felt ketika mengisi sendalnya dengan serat rami.
Pada tahun 1215, sebuah keputusan dibuat oleh Fourth Council of The Letheran yang mengharuskan semua orang Yahudi mengenakan Judenhat, sebuah topi khusus orang Yahudi yang berbentuk runcing atau persegi dan memiliki lambang bangsa Yahudi.
Inilah masa dimana topi menjadi penanda status sosial. Topi sebagai penanda status sosial masih berlaku sampai sekarang di Inggris. Pada acara Royal Ascott, yaitu acara untuk kalangan atas, para tamu akan memakai topi yang mewah agar tidak menjadi gunjingan tamu lain.
Baca juga artikel kami tentang : Perpaduan warna kaos
Topi, wanita dan perancang topi wanita
Pada abad pertengahan, yaitu antara abad ke-5 dan ke-14, penutup kepala untuk wanita masih terbatas seputar syal sederhana dan Hennin yaitu penutup kepala berbentuk kerucut atau setengah kerucut yang terbuat dari kain yang mahal. Hennin ini termasuk busana yang dikenakan orang pada masa Gotik.
Selain Hennin, para bangsawan wanita pada masa itu juga memakai penutup kepala Escoiffions, penutup kepala ini terbuat dari bahan linen yang dikeraskan dengan kanji setelah dibentuk terlebih dahulu. Lalu bagian luarnya dilapis lagi dengan kain mahal dan diberi aksesori batu permata.
Variasi topi untuk wanita yang diadaptasi dari model topi laki-laki mulai muncul pada abad ke-16. Model penutup kepala yang trend pada masa itu adalah topi dengan bentuk terstruktur, mirip dengan yang dikenakan oleh laki-laki bangsawan.
Sebuah profesi sebagai pembuat topi wanita berasal dari Milan, Italia, itulah sebabnya profesi ini disebut milliner. Topi-topi berkualitas terbaik yang mulai populer pada abad ke-18 adalah hasil karya para milliner ini. Tugas mereka mulai dari merancang, memilih renda dan aksesoris untuk topi wanita.
Sejak saat itu topi mulai berkembang dari segi variasi dan penambahan aksesori untuk memperindah. Lalu pada awal abad ke-19, trend topi Bonnets mulai populer dengan dekorasi yang semakin besar mulai dari pita, bunga, bulu dan aplikasi kain kasa.
Di akhir abad ke-19, model lain mulai trend seperti topi dengan pinggiran (brims) yang lebar, topi dengan crown datar dan flower pot. Topi berbentuk helm juga sempat menjadi trend pada tahun 1920 dimana pada saat itu wanita mulai berani memotong pendek rambut mereka.
Para milliners di era modern mulai mempopulerkan kembali topi mewah dan bahkan ada yang terbuat dari rambut manusia, semua sebagai perwujudan kreativitas para perancang muda ini. Mereka juga mempromosikannya dengan menggandeng para selebriti dunia seperti Lady Gaga.
Perkembangan topi di masa modern
Sekalipun berbagai macam model topi muncul dengan alasan mengikuti trend fashion, topi tetap tidak lepas dari fungsi utamanya yaitu sebagai pelindung kepala. Seperti topi Hard Hat yang melindungi kepapa para pekerja konstruksi.
Lalu ada juga Custodian Helmet yang digunakan oleh polisi Inggris yang juga berfungsi melindungi kepala petugas. Tidak ketinggalan Toque, yaitu topi yang dikenakan koki ketika bekerja agar rambut mereka tidak jatuh ke makanan.
Fungsi lain dari topi adalah sebagai pelengkap seremonial. Pada upacara wisuda di universitas, para wisudawan akan mengenakan toga di kepala. Para Uskup mengenakan Mitres saat misa di gereja, laki-laki muslim mengenakan peci saat sholat dan orang Sikh mengenakan Turban pada saat upacara agama.
Profesi atlet juga telah mempopulerkan topi yaitu baseball hat. Jenis ini yang paling banyak digunakan orang-orang karena desain yang sederhana dan sanagat efektif untuk melindungi kepala terutama saat udara panas.
Topi telah menjadi bagian dari peradaban manusia, bukan hanya sekedar penutup kepala biasa. Bahkan sebagai penanda status sosial yang masih berlaku sampai sekarang di kalangan tertentu. Itulah sebagian sejarah tentang topi yang bisa menjadi pengetahuan baru bagi anda.
Demikianlah ulasan tentang topi kali ini, terima kasih sudah mengunjungi website Konveksi Bandung. Tetap perhatikan kesehatan anda dan jangan lupa untuk terus mengupdate artikel menarik lainnya hanya di website Konveksi Bandung.
Kami selalu siap untuk melayani segala kebutuhan Anda!
Hubungi kami
atau kembali ke halaman utama